Minggu, 18 Agustus 2013

Belajar dari Pengalaman Koperasi Top Dunia : Merintis Koperasi Asuransi di Indonesia



Bahan ini Sudah dipresentasikan pada :
Temu Nasional Strategi dan Kebijakan Pendirian Perusahaan Asuransi Berbadan Hukum Koperasi
Jakarta, 27-29 Agustus 2013
  
Belajar dari Pengalaman Koperasi Top Dunia : 
Merintis Koperasi Asuransi di Indonesia
Oleh Akhmad Junaidi, SE.ME*
*Peneliti Madya Koperasi pada Deputi Pengkajian Sumberdaya UMKM dan Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM 


(Naskah ini diterbitkan dalam Majalah Infokop Volume 20 Edisi Juni 2012)

Abstrak
Gerakan koperasi dimulai pada pertengahan abad delapan belas bertepatan dengan revolusi industri di Eropa. Perkembangan koperasi telah menyebar ke seluruh dunia. Perserikatan Bangsa Bangsa telah memberikan pengakuan dan penghargaan atas peran koperasi dalam berbagai bidang pembangunan. Banyak koperasi yang  berhasil mengembangkan usaha pertanian, konsumen, credit union dan simpan pinjam, asuransi, kesehatan dan  pekerja. Sejumlah koperasi di berbagai negara telah berhasil  masuk dalam daftar 300 Koperasi Top Dunia. Indonesia telah mengembangkan koperasi sejak tahun abad sembilan belas. Jumlah koperasi Indonesia terus bertambah. Dengan memperhatikan perkembangan koperasi di Indonesia, khususnya dilihat dari jumlah koperasi, anggota dan asset yang dimiliki, sesungguhnya gerakan koperasi Indonesia memiliki  peluang bagus ini  untuk memasuki bisnis asuransi dalam skala industri. Sifat alamiah dari usaha asuransi yang  menganut hukum bilangan besar, mengutamakan prinsip tolong menolong dan saling memberikan perlindungan finansial bagi para anggotanya sangat cocok dikembangkan oleh koperasi yang juga menjunjung tinggi  kerjasama. Untuk menjamin keberhasilan koperasi membangun industri asuransi diperlukan peran penggagas koperasi yang  mampu membangkitkan semangat dan kesadaran untuk menggalang potensi dengan melakukan menciptakan tolong menolong  sebagai ikatan pemesatu bagi anggotanya.
Abstract
Cooperative movement began in the mid-eighteenth century coincided with the industrial revolution in Europe. Cooperative development has spread throughout the world. The United Nations has granted recognition and appreciation of the role of cooperatives in various fields of development. Many cooperatives that have succeeded in developing agricultural businesses, consumers, credit unions and savings and loans, insurance, and worker health. A number of cooperatives in various countries have made ​​it into the list of World Top 300 Cooperatives. Indonesia has developed a cooperative since the nineteenth century. Indonesia continues to increase the number of cooperatives. By considering the development of cooperatives in Indonesia, especially seen from the number of cooperatives, members and assets owned, real cooperative movement Indonesia has a good chance to enter the insurance business in the industrial scale. Nature of insurance business which adheres to the law of large numbers, giving priority to the principle of mutual help and mutual financial protection for its members is very suitable to be developed by a cooperative that also upholds cooperation. To ensure the success of the cooperative building of the insurance industry takes the role of initiator of the cooperative that is able to evoke the spirit and to raise awareness of the potential for mutual help by creating a unifying bond for its members.

Kata Kunci :  Koperasi , Asuransi , KTD

Peran Koperasi Top Dunia (KTD)
Sidang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 2011 mencanangkan Tahun 2012 sebagai Tahun Internasional Koperasi (International Year of Co-operative/ IYC).  PBB  telah mengakui peran koperasi dalam mendukung ketahanan pangan,  pengembangan pedesaan dan pelayanan sosial lainnya. Pengakuan besarnya kontribusi koperasi terhadap pengembangan sosial ekonomi khususnya terkait dengan pengurangan kemiskinan, pencpitaan lapangan kerja dan integrasi sosial. Tujuan memperingati IYC adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang koperasi dan kontribusinya dalam pembangunan sosial ekonomi dan pencapaian tujuan utama milenium. Selain itu tujuan memperingati IYC juga untuk mempromosikan dan menumbuhkan koperasi serta mendorong pemerintah untuk menetapkan kebijakan dan hukum dan peraturan yang lebih kondusif untuk pembentukan dan pengembangan koperasi.
Laporan International Cooperative Alliance (ICA) tahun 2011 menyebutkan jumlah anggota koperasi di seluruh dunia telah mencapai 1 milyar orang.  Koperasi berkontribusi  dalam menciptakan lapangan pekerjaan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia.  Pada tahun 2008  terdapat  300  Koperasi Top Dunia  (KTD).  300 Koperasi  Skala Besar  Dunia telah berhasil mencetak pendapatan (revenue)  lebih dari $ 1,6 triliun.   Pendapatan  300 KTD ini  kira-kira besarnya sama dengan Pendapatan Domestik Bruto  (PDB)  untuk sembilan  ekonomi (negara)  terbesar di dunia. Keberhasilan KTD dalam menghasilkan kinerja yang luar biasa ini  karena  koperasi dalam menjalankan bisnis  dengan  mempertahankan prinsip dan nilai koperasi secara konsisten. Dari 300 KTD tersebut, peringkat Pertama dan Kedua Koperasi Terbesar di dunia masing –masing adalah Crédit Agricole Group sebuah kelompok usaha perbankan ritel terbesar di Perancis dengan pendapatan sebesar $ 103, 58 milyar  dan  Bank lain Prancis, Groupe Caisse D'`Epargne dengan pendapatan  sebesar $ 58.54 milyar.

Dalam laporan ICA ( 2011) saat itu terdapat 8  Jenis Koperasi yang berkembang di dunia. Adapun  tujuh jenis koperasi  tersebut adalah : 1. Koperasi Pertanian / Kehutanan; 2.  Perbankan / Credit Union (Simpan Pinjam); 3. Konsumen / Ritel,  4. Asuransi; 5.  Ketenagakerjaan/ Industri; 6. Kesehatan ; 7. Utilitas;  dan  8. Katagori lain. 
ICA  juga melaporkan hasil pemeringkatan atas 300 KTD berdasrkan pendapatan (revenue). Apabila KTD tersebut diperingkat menurut negara yang berkontribusi dalam menciptakan pendapatan, maka  Perancis menduduki peringkat pertama dengan berkontribusi  (28 %), selanjutnya disusul  Amerika Serikat (16%), Jerman (14%), Jepang (8%); Belanda (7%); Inggris (4%); Swiss (3,5%); Italia (2,5%); Finlandia (2,5%), Korea (2%), dan Kanada (1,75%).  Di kawasan Asia, hanya Jepang dan Korea yang berhasil memasukkan KTD.  Adapun distribusi 300 Koperasi Top Dunia (2008) dapat dilihat pada Diagram 1 sebagai berikut : 


Berdasarkan Global 300 Report ICA (2011) bahwa  kontribusi masing-masing jenis koperasi sebagai berikut :    
1.Koperasi Pertanian dan Kehutanan merupakan penyumbang terbesar dengan total pendapatan $ 472 milyar atau  memiliki pangsa pendapatan 28,85 persen.  KTD di Jepang menyumbang hampir $ 110 milyar dari jumlah ini dengan Zen-Noh (Federasi Nasional Pertanian Koperasi) dan Zenkyoren mengambil dua tempat teratas di sektor ini. Krisis keuangan global telah memukul koperasi pertanian. Konsumen di seluruh dunia membeli lebih sedikit produk makanan pokok karena harga makanan meningkat, industri peternakan berjuang dengan harga pakan yang sangat tinggi dan koperasi mengalami kesulitan dalam mengakes modal dan peluang berusaha. Selain krisis keuangan, gejala perubahan iklim mempengaruhi produksi hasil pertanian,  dan pengaruh ini sangat dirasakan oleh produsen hasil pertanian  (ICA,2011).
2.       Bank Koperasi/ Credit Union (Simpan Pinjam) menyumbang pendapatan $ 430 milyar  atau pangsa pendapatan sebesar  26,27 %.   Urutan tertinggi 4 KTD  Prancis  menyumbang pendapatan sebesar $ 248 milyar yaitu masing-masing dari  Crédit Agricole Group  sebesar US $ 103,58 milyar); Groupe Caisse D'`Epargne  sebesar US $ 58,54 milyar , Confédération   Nationale du Crédit Mutuel  sebesar  US $ 56.69 milyar, dan Groupe Banques Populaires France  sebesar  US$ 29.39 milyar.  Menurut the International Co-operative Banking Association (ICBA), selama krisis keuangan global tahun 2008,  bank koperasi berkontribusi dalam menciptakan kestabilan dan kemananan finansial bagi anggotanya dengan memberikan pelayanan keuangan  terbaik dengan tidak menekankan pada keuntungan kepada jutaan anggotanya. Selain itu, koperasi memiliki keunggulan dalam pengelolaan organisasi yang demokratis, partisipatif, kedekatan dalam jarak pelayanan untuk memberikan kepuasan kepada anggotanya. Model bank koperasi ini dinilai turut memberikan kontribusi penting bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial bagi para anggotanya.


3.       Koperasi Konsumen/ Ritel  menyumbang  21,6 persen atau menghasilkan total pendapatan  sebesar $ 354 milyar.  Sebagian besar kopersi konsumen/ ritel aktif di seluruh Eropa.  Leading  koperasi konsumen / ritel ini dipegang oleh Germany's ReWe Group yang menyumbang pendapatan  sebesar U$49.6 milyar dan French hypermarket retailer E. Leclerc  menyuumbang pendapatan sebesar US $ 48.3 milyar. Menurut  Rodrigo Gouveia, Sekjen Eurro Coop tantangan koperasi konsumen adalah ada kebutuhan untuk konsolidasi yang lebih baik  apakah akan memergerkan antara  koperasi konsumen  atau melalui akuisisi merek pribadi dengan brand nama koperasi.  Konsumen koperasi adalah perusahaan yang dimiliki oleh konsumen, dikelola secara demokratis dan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi anggota. 
4.       Kopeasi Kesehatan menyumbang pendapatan sebesar US$ 27 milyar atau 1,65 persen pangsa pandapatan.  Enam Koperasi Kesehatan yang menyumbang pendapatan tersebut adalah  VGZ-Iza-Trias di Belanda  sebesar US$ 12.3 Milyar,  CZ, Belanda US$ ($ 7.34 Milyar,  HealthPartners, Amerika Serikat sebesar $ 3.03bn),  Group Health Cooperative Puget Sound, Amerika Serikat sebesar US $ 2.77 Milyar  Heartland Co-op, Amerika Serikat sebesar US$ 0.79 Milyar  dan PAX Holding, Swiss sebesar US$ 0.72 Milyar.  Menurut Dr José Carlos Guisado, Presiden International Health of Cooperative Organization (IHCO) , salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh koperasi adalah merancang dan menerapkan formula untuk bekerja sama dengan sistem nasional kesehatan masyarakat.Koperasi Kesehatan diharapkan dapat membantu meringankan biaya kesehatan masyarakat yang ditanggung pemerintah. Peran koperasi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan turut memperkuat sistem kesehatan nasional.
5.       Koperasi asuransi  menyumbang  pendapatan sebesar US$17.23 Milyar atau memilki pangsa pendapatan sebanyak  17,23 persen.  Dilihat dari peringkatnya, Eureko, Belanda menyumbangkan pendapatan tertinggi yaitu sebesar US$  28.39 Milyar, disusul Perusahaan Asuransi Nationwide Mutual Amerika Serikat  US$ 26.42 Milyar. Groupama Perancis sebesar US$ 21.72 Milyar,  R + V Versicherung AG Jerman  sebesar US$ 13.90 Milyar dan Debeka Germany Group sebesar US$ 11.46 Milyar. Menurut the International Co-operative and Mutual Insurance Federation (ICMIF,2011),  masih ada sekitar 500 koperasi asuransi skala besar di seluruh dunia yang tidak termasuk dalam laporan ICA.  Shaun Tarbuck, CEO of ICMIF (2008) melaporkan bahwa usaha bersama dan koperasi asuransi telah mencetak premi lebih dari  US$ 1 trilyun (1,000 milyar) untuk pertama kalinya.  Pangsa koperasi asuransi  di pasar dunia asuransi meningkat   menjadi  24% (  22% dari asuransi jiwa dan 27 % dari non jiwa). Faktor-faktor yang mempercepat pertumbuhan koperasi asuransi adalah  koperasi yang mau belajar dan berbagi dalam pengalaman menjalankan praktek terbaik dan menciptakan standard pelayanan yang baik dalam perspektif global.  Pada tahun 2008, terdapat 58 Koperasi Asuransi yang masuk dalam 300 KTD.
6.       Koperasi Pekerja, Industri, Pekerja Seni, dan Koperasi Jasa Produsen  menyumbang pendapatan sebesar  US$ 35 Milyar dan memiliki pangsa pendapatan sebesar 2,16 %. Lima koperasi dalam kategori ini adalah Mondragon Corporation, Spanyol sebesar US$ 23.34 Milyar,  Gedex (Gedimat), France U$2.84 Milyar); PromaFrance (Bigmat)  France sebesar US$1.95 Milyar; Consorzio Cooperative Costruzioni, Italy sebesar US$1.70 Milyar dan SACMI, Italy  sebesar US $1.63 Milyar.
Adapun kontribusi 300 Koperasi  Top Dunia menurut asal negara dan pendapatan yang diperoleh selama tahun 2008 berdasarkan laporan ICA (2011) dapat dilihat pada diagaram 2.
Gerakan Koperasi
Sejarah  menunjukkan bahwa kebanyakan koperasi diciptakan oleh penggagas (pioneer) yang memiliki kekuatan sebagai pemikir, leadership serta peduli terhadap upaya memecahkan masalah sosial ekonomi  pada setiap zamannya.  Awal mula gerakan koperasi dimlulai dimulai pada saat revolusi industri tahun 1770 di Eropa.  Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Dampaknya pun sangat luas bagi kehidupan manusia, yaitu seperti dibangunnya industri secara besar-besaran, kaum buruh menderita akibat sistem kerja yang tidak adil. Upah sangat rendah, jam kerja sangat panjang, pabrik banyak pekerja anak-anak dibawah umur.