Bahan ini Sudah dipresentasikan
pada :
Temu Nasional Strategi dan
Kebijakan Pendirian Perusahaan Asuransi Berbadan Hukum Koperasi
Jakarta, 27-29 Agustus 2013
Belajar dari Pengalaman Koperasi Top Dunia :
Merintis
Koperasi Asuransi di Indonesia
Oleh
Akhmad Junaidi, SE.ME*
*Peneliti Madya Koperasi pada Deputi Pengkajian Sumberdaya UMKM dan Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM
*Peneliti Madya Koperasi pada Deputi Pengkajian Sumberdaya UMKM dan Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM
(Naskah ini diterbitkan dalam
Majalah Infokop Volume 20 Edisi Juni 2012)
Abstrak
Gerakan koperasi dimulai pada
pertengahan abad delapan belas bertepatan dengan revolusi industri di Eropa. Perkembangan
koperasi telah menyebar ke seluruh dunia. Perserikatan Bangsa Bangsa telah
memberikan pengakuan dan penghargaan atas peran koperasi dalam berbagai bidang
pembangunan. Banyak koperasi yang berhasil
mengembangkan usaha pertanian, konsumen, credit union dan simpan pinjam,
asuransi, kesehatan dan pekerja.
Sejumlah koperasi di berbagai negara telah berhasil masuk dalam daftar 300 Koperasi Top Dunia. Indonesia
telah mengembangkan koperasi sejak tahun abad sembilan belas. Jumlah koperasi
Indonesia terus bertambah. Dengan memperhatikan perkembangan koperasi di
Indonesia, khususnya dilihat dari jumlah koperasi, anggota dan asset yang
dimiliki, sesungguhnya gerakan koperasi Indonesia memiliki peluang bagus ini untuk memasuki bisnis asuransi dalam skala industri.
Sifat alamiah dari usaha asuransi yang menganut hukum bilangan besar, mengutamakan
prinsip tolong menolong dan saling memberikan perlindungan finansial bagi para
anggotanya sangat cocok dikembangkan oleh koperasi yang juga menjunjung
tinggi kerjasama. Untuk menjamin
keberhasilan koperasi membangun industri asuransi diperlukan peran penggagas
koperasi yang mampu membangkitkan
semangat dan kesadaran untuk menggalang potensi dengan melakukan menciptakan
tolong menolong sebagai ikatan pemesatu bagi
anggotanya.
Abstract
Cooperative
movement began in the mid-eighteenth
century coincided with the industrial revolution in Europe. Cooperative development has spread throughout the world. The United Nations has granted recognition and appreciation of the role of cooperatives in various
fields of development. Many cooperatives
that have succeeded in developing
agricultural businesses, consumers,
credit unions and savings and loans, insurance, and worker health.
A number of cooperatives in various countries
have made it into the list
of World Top 300
Cooperatives. Indonesia has developed a cooperative
since the nineteenth century. Indonesia continues
to increase the number of cooperatives. By considering the development of cooperatives in Indonesia,
especially seen from the number of cooperatives, members and assets
owned, real cooperative
movement Indonesia has a good
chance to enter the insurance business in the industrial scale. Nature of insurance business which adheres to the law of large numbers,
giving priority to the principle of mutual help and mutual financial protection
for its members is very suitable to be developed by a cooperative that also
upholds cooperation. To ensure the success of the cooperative building of the
insurance industry takes the role of initiator of the cooperative that is able
to evoke the spirit and to raise awareness of the potential for mutual help by
creating a unifying bond for its members.
Kata Kunci :
Koperasi , Asuransi , KTD
Peran Koperasi Top Dunia (KTD)
Sidang
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 2011 mencanangkan Tahun 2012
sebagai Tahun Internasional Koperasi (International
Year of Co-operative/ IYC). PBB telah mengakui peran koperasi dalam mendukung
ketahanan pangan, pengembangan pedesaan
dan pelayanan sosial lainnya. Pengakuan besarnya kontribusi koperasi terhadap
pengembangan sosial ekonomi khususnya terkait dengan pengurangan kemiskinan,
pencpitaan lapangan kerja dan integrasi sosial. Tujuan memperingati IYC adalah
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang koperasi dan kontribusinya dalam
pembangunan sosial ekonomi dan pencapaian tujuan utama milenium. Selain itu
tujuan memperingati IYC juga untuk mempromosikan dan menumbuhkan koperasi serta
mendorong pemerintah untuk menetapkan kebijakan dan hukum dan peraturan yang
lebih kondusif untuk pembentukan dan pengembangan koperasi.
Laporan International Cooperative
Alliance (ICA) tahun 2011 menyebutkan jumlah anggota koperasi di seluruh dunia telah mencapai
1 milyar orang. Koperasi
berkontribusi dalam menciptakan lapangan
pekerjaan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia. Pada tahun 2008 terdapat
300 Koperasi Top Dunia
(KTD). 300 Koperasi Skala Besar
Dunia telah berhasil mencetak pendapatan (revenue) lebih dari $ 1,6 triliun. Pendapatan
300 KTD ini kira-kira besarnya
sama dengan Pendapatan Domestik Bruto
(PDB) untuk sembilan ekonomi (negara) terbesar di dunia. Keberhasilan KTD dalam
menghasilkan kinerja yang luar biasa ini
karena koperasi dalam menjalankan bisnis dengan
mempertahankan prinsip dan nilai koperasi secara konsisten. Dari 300 KTD
tersebut, peringkat Pertama dan Kedua Koperasi Terbesar di dunia masing –masing adalah Crédit
Agricole Group sebuah kelompok usaha perbankan ritel terbesar di Perancis
dengan pendapatan sebesar $ 103, 58 milyar
dan Bank lain Prancis, Groupe
Caisse D'`Epargne dengan pendapatan
sebesar $ 58.54 milyar.
Dalam laporan ICA ( 2011) saat itu terdapat 8 Jenis Koperasi yang berkembang di dunia.
Adapun tujuh jenis koperasi tersebut adalah : 1. Koperasi Pertanian /
Kehutanan; 2. Perbankan / Credit Union
(Simpan Pinjam); 3. Konsumen / Ritel, 4.
Asuransi; 5. Ketenagakerjaan/ Industri;
6. Kesehatan ; 7. Utilitas; dan 8. Katagori lain.
ICA juga
melaporkan hasil pemeringkatan atas 300 KTD berdasrkan pendapatan (revenue).
Apabila KTD tersebut diperingkat menurut negara yang berkontribusi dalam
menciptakan pendapatan, maka Perancis
menduduki peringkat pertama dengan berkontribusi (28 %), selanjutnya disusul Amerika Serikat (16%), Jerman (14%), Jepang
(8%); Belanda (7%); Inggris (4%); Swiss (3,5%); Italia (2,5%); Finlandia
(2,5%), Korea (2%), dan Kanada (1,75%).
Di kawasan Asia, hanya Jepang dan Korea yang berhasil memasukkan
KTD. Adapun distribusi 300 Koperasi Top
Dunia (2008) dapat dilihat pada Diagram 1 sebagai berikut :
Berdasarkan Global 300 Report ICA (2011) bahwa kontribusi masing-masing jenis koperasi
sebagai berikut :
1.Koperasi Pertanian dan Kehutanan merupakan penyumbang terbesar dengan total
pendapatan $ 472 milyar atau memiliki
pangsa pendapatan 28,85 persen. KTD di
Jepang menyumbang hampir $ 110 milyar dari jumlah ini dengan Zen-Noh (Federasi
Nasional Pertanian Koperasi) dan Zenkyoren mengambil dua tempat teratas di
sektor ini. Krisis keuangan global telah memukul koperasi pertanian. Konsumen
di seluruh dunia membeli lebih sedikit produk makanan pokok karena harga
makanan meningkat, industri peternakan berjuang dengan harga pakan yang sangat
tinggi dan koperasi mengalami kesulitan dalam mengakes modal dan peluang
berusaha. Selain krisis keuangan, gejala perubahan iklim mempengaruhi produksi
hasil pertanian, dan pengaruh ini sangat
dirasakan oleh produsen hasil pertanian
(ICA,2011).
2. Bank Koperasi/
Credit Union (Simpan Pinjam) menyumbang pendapatan $ 430 milyar atau pangsa pendapatan sebesar 26,27 %.
Urutan tertinggi 4 KTD
Prancis menyumbang pendapatan
sebesar $ 248 milyar yaitu masing-masing dari
Crédit Agricole Group sebesar US
$ 103,58 milyar); Groupe Caisse D'`Epargne
sebesar US $ 58,54 milyar , Confédération Nationale du Crédit Mutuel sebesar
US $ 56.69 milyar, dan Groupe Banques Populaires France sebesar
US$ 29.39 milyar. Menurut the
International Co-operative Banking Association (ICBA), selama krisis keuangan
global tahun 2008, bank koperasi
berkontribusi dalam menciptakan kestabilan dan kemananan finansial bagi
anggotanya dengan memberikan pelayanan keuangan
terbaik dengan tidak menekankan pada keuntungan kepada jutaan
anggotanya. Selain itu, koperasi memiliki keunggulan dalam pengelolaan
organisasi yang demokratis, partisipatif, kedekatan dalam jarak pelayanan untuk
memberikan kepuasan kepada anggotanya. Model bank koperasi ini dinilai turut
memberikan kontribusi penting bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial
bagi para anggotanya.
3. Koperasi Konsumen/ Ritel menyumbang
21,6 persen atau menghasilkan total pendapatan sebesar $ 354 milyar. Sebagian besar kopersi konsumen/ ritel aktif
di seluruh Eropa. Leading koperasi konsumen / ritel ini dipegang oleh
Germany's ReWe Group yang menyumbang pendapatan
sebesar U$49.6 milyar dan French hypermarket retailer E. Leclerc menyuumbang pendapatan sebesar US $ 48.3
milyar. Menurut Rodrigo Gouveia, Sekjen
Eurro Coop tantangan koperasi konsumen adalah ada kebutuhan untuk konsolidasi
yang lebih baik apakah akan memergerkan
antara koperasi konsumen atau melalui akuisisi merek pribadi dengan
brand nama koperasi. Konsumen koperasi
adalah perusahaan yang dimiliki oleh konsumen, dikelola secara demokratis dan
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi anggota.
4. Kopeasi Kesehatan menyumbang pendapatan
sebesar US$ 27 milyar atau 1,65 persen pangsa pandapatan. Enam Koperasi Kesehatan yang menyumbang
pendapatan tersebut adalah VGZ-Iza-Trias
di Belanda sebesar US$ 12.3 Milyar, CZ, Belanda US$ ($ 7.34 Milyar, HealthPartners, Amerika Serikat sebesar $
3.03bn), Group Health Cooperative Puget
Sound, Amerika Serikat sebesar US $ 2.77 Milyar
Heartland Co-op, Amerika Serikat sebesar US$ 0.79 Milyar dan PAX Holding, Swiss sebesar US$ 0.72
Milyar. Menurut Dr José Carlos Guisado,
Presiden International Health of Cooperative Organization (IHCO) , salah satu
tantangan terbesar yang dihadapi oleh koperasi adalah merancang dan menerapkan
formula untuk bekerja sama dengan sistem nasional kesehatan masyarakat.Koperasi
Kesehatan diharapkan dapat membantu meringankan biaya kesehatan masyarakat yang
ditanggung pemerintah. Peran koperasi memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dan turut memperkuat sistem kesehatan nasional.
5. Koperasi asuransi menyumbang
pendapatan sebesar US$17.23 Milyar atau memilki pangsa pendapatan
sebanyak 17,23 persen. Dilihat dari peringkatnya, Eureko, Belanda
menyumbangkan pendapatan tertinggi yaitu sebesar US$ 28.39 Milyar, disusul Perusahaan Asuransi
Nationwide Mutual Amerika Serikat US$
26.42 Milyar. Groupama Perancis sebesar US$ 21.72 Milyar, R + V Versicherung AG Jerman sebesar US$ 13.90 Milyar dan Debeka Germany
Group sebesar US$ 11.46 Milyar. Menurut the International Co-operative and
Mutual Insurance Federation (ICMIF,2011),
masih ada sekitar 500 koperasi asuransi skala besar di seluruh dunia
yang tidak termasuk dalam laporan ICA.
Shaun Tarbuck, CEO of ICMIF (2008) melaporkan bahwa usaha bersama dan
koperasi asuransi telah mencetak premi lebih dari US$ 1 trilyun (1,000 milyar) untuk pertama
kalinya. Pangsa koperasi asuransi di pasar dunia asuransi meningkat menjadi
24% ( 22% dari asuransi jiwa dan
27 % dari non jiwa). Faktor-faktor yang mempercepat pertumbuhan koperasi
asuransi adalah koperasi yang mau
belajar dan berbagi dalam pengalaman menjalankan praktek terbaik dan menciptakan
standard pelayanan yang baik dalam perspektif global. Pada tahun 2008, terdapat 58 Koperasi
Asuransi yang masuk dalam 300 KTD.
6. Koperasi Pekerja, Industri, Pekerja Seni,
dan Koperasi Jasa Produsen menyumbang
pendapatan sebesar US$ 35 Milyar dan
memiliki pangsa pendapatan sebesar 2,16 %. Lima koperasi dalam kategori ini
adalah Mondragon Corporation, Spanyol sebesar US$ 23.34 Milyar, Gedex (Gedimat), France U$2.84 Milyar); PromaFrance
(Bigmat) France sebesar US$1.95 Milyar;
Consorzio Cooperative Costruzioni, Italy sebesar US$1.70 Milyar dan SACMI,
Italy sebesar US $1.63 Milyar.
Adapun kontribusi
300 Koperasi Top Dunia menurut asal
negara dan pendapatan yang diperoleh selama tahun 2008 berdasarkan laporan ICA
(2011) dapat dilihat pada diagaram 2.
Gerakan Koperasi
Sejarah menunjukkan bahwa kebanyakan koperasi
diciptakan oleh penggagas (pioneer) yang memiliki kekuatan sebagai pemikir, leadership
serta peduli terhadap upaya memecahkan masalah sosial ekonomi pada setiap zamannya. Awal mula gerakan koperasi dimlulai dimulai pada saat revolusi industri
tahun 1770 di Eropa. Revolusi Industri
telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan
mesin. Dampaknya pun sangat luas bagi kehidupan manusia, yaitu seperti
dibangunnya industri secara besar-besaran, kaum buruh menderita akibat sistem kerja
yang tidak adil. Upah sangat rendah, jam kerja sangat panjang, pabrik banyak
pekerja anak-anak dibawah umur.